Tenaga kerja dan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia memang selalu menjadi polemic yang tidak pernah ada habisnya. Selain karena sumber daya manusia yang kurang berkualitas, kurangnya jumlah lapangan pekerjaannpadat karya yang mampu menyerap tenaga kerja, sehingga mendorong tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.
Perdebatan dan polemic di tingkatan elit politik dan stakeholder di Indonesia seputar tingginya tingkat pengangguran. Ini bukanlah hal baru, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang dirilis BPS tahun 2011 sudah mencapai 241 juta jiwa menambah kompleks permasalahan yang ada di Republik tercinta kita ini.
Di Negara kita banyak yang memiliki gelar sarjana namun tidak memiliki pekerjaan. Mulai dari sarjana ekonomi, sarjana hukum, sarjana computer, dan masih banyak sarjana-sarjana yang lainnya. Kebanyakan dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tingginya itu menjadi seorang pengangguran. Namun, banyak pula yang tetap berusaha untuk mencari pekerjaan.
Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang, Banten Darlaini Nasution, S.E mengatakan bahwa ada tiga factor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.
Ketiga factor tersebut adalah ketidaksesuaian hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran terhadap jasa manusia, dan yang terakhir kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Angka pengangguran terbuka di Indonesia masih mencapai angka 8,12 juta jiwa. Angka tersebut belum termasuk dalam pengangguran setengah terbuka, yaitu mereka yang bekerja kurang dari 30 jam perminggu. Masih tingginya angka pengangguran di Indonesia harus diatasi dengan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi unggul.
Hal itu disampaikan Menteri Tenaga KErja dan Transmigrasi RI, Muhaimin Iskandar dalam sambutannya pada pembukaan Nakertrans Expo 2011 di Pusat Promosi dan Informasi Bisnis Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa (21/06/2011). Menurutnya banyak perangkat yang harus dipersiapkan untuk mengatasi pengangguran.
Salah satunya yaitu dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkompetensi unggul. Selama ini dalam kegiatan bursa kerja-seperti yang diselenggarakan di Tegal pada hari itu-biasanya lowongan kerja hanya terisi sekitar 50%. Hal itu terjadi karena kompetensi yang disyaratkan perusahaan pencari tenaga kerja tidak mampu dipenuhi oleh para calon tenaga kerja. Oleh karena itu menurut Muhaimin, tenaga kerja harus disiapkan dengan baik.
wah mbak annis terima kasih ya blog saya dijadikan sumber referensi...
BalasHapusini memang masalah buat kita smua mbak.. terlebih lagi... saat ini kita tengah menghadapi krisis ekonomi global yg mengarah pada krisis multidimensi dan sektoral...
saya follow blognya ya mbak...
ditunggu follow baliknya ya..
terimakasih ya mbak udah ngefollow blog aku, terimakasih juga karena mbak udah ngeposting tulisan yang ttg angka pengangguran di indonesia, aku jadi terbantu untuk ngerjain tugas kuliah, skali lagi terimakasih ya mbak. ohiya, udah aku follow kok blognya mbak :D
BalasHapus