1.
Pengertian Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun
organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah, tetapi lebih sering sulit.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, maka akan
semakin sulit kita dalam mengambil suatu keputusan. Keputusan yang diambil
memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh
terhadap organisasi, tetapi adapula yang dapat menentukan kelangsungan hidup
organisasi tersebut. Oleh karena itu hendaknya mengambil keputusan dengan
hati-hati dan bijaksana.
Dan ada beberapa
pengertian tentang keputusan menurut beberapa ahli, yaitu:
·
Ralph C. Davis (Hasan, 2004) memberikan definisi
keputusan sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
harus bisa menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya
dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan
yang sangat menyimpang dari perencanaan semula.
·
James A. F. Stoner memdefinisikan keputusan
sebagai pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga
pengertian, yaitu
a.
Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan;
b.
Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih
salah satu yang terbaik;
c.
Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu
makin mendekatkan ppada tujuan tertentu.
·
Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S.H memberi
pengertian tentang keputusan sebagai suatu pengakhiran dari proses pemikiran
tentang suatu masalah atau problem untuk menjawab pertanyaan apa yang harus
diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada
suatu alternatif.
·
Harrison, sebagaimana dikutip
dalam Teale (2003), decision making atau pengambilan keputusan adalah A
moment, in an ongoing process of evaluating alternatives for meeting an
objective, at which expectations about a particular course of action impel the
decision-maker to select that course of action most likely to result in
attaining the objective (sebuah momen, dalam suatu proses
berkesinambungan pengevaluasian alternatif-alternatif bagi pencapaian tujuan,
di mana harapan-harapan tentang alur tindakan tertentu mendorong si pengambil
keputusan untuk menyeleksi alur tindakan yang paling memungkinkan menghasilkan
tercapainya tujuan).
Dari beberapa
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah suatu pilihan yang
diambil diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.
Setelah kita
dapat suatu keputusan maka kita harus mengambilnya. Dan para ahli memberikan
defisini tentang pengambilan keputusan, yakni:
·
G. R. Terry mendefinisikan pengambilan keputusan
sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif
yang ada.
·
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel memberikan
definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif
mengenai suatu cara bertindak-inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat
dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan dari suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
·
Drs. H. Malayu S. P Hasibuan berpendapat bahwa
pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari
sejumlah alternatif untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan
datang.
2. Jenis-Jenis
Keputusan Organisasi
·
Berdasarkan program atau regulitas :
1)
Pengambilan keputusan terprogram atau
terstruktur, yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas,
berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan
terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur melalui:
a)
Prosedur : serangkaian langkah yang berhubungan
dan berurutan yang harus diikuti oleh pengambil keputusan.
b)
Aturan : ketentuan yang mengatur apa yang harus
dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusan.
c)
Kebijakan : pedoman yang menentukan parameter
untuk membuat keputusan.
2)
Pengambil keputusan tidak terpogram atau tidak
terstruktur adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik,
sehingga memerlukan pemecahan khusus.
·
Berdasarkan tingkat kepentingannya
Pada umumnya suatu organisasi memiliki hierarti
manajemen. Secara klasik, hierarki ini terbagi tiga tingkatan, yaitu :
1)
Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah
perencanaan yang bersifat strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak
keputusan yang diambil adalah keputusan strategis.
2)
Manajemen menengah, yaitu menangani permasalahan
kontrol/pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah
administrasi. Pada manajemen menengah ini, keputusan yang diambil adalah
keputusan administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yang beraitan
dengan pengelolaan sumber daya.
3)
Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan
kegiatan operasional (kegiatan operasi harian). Keputusan yang diambil pada
manajemen operasional disebut keputusan operasional.
·
Berdasarkan tipe persoalan
1)
Keputusan internal jangka pendek, yaitu
keputusan yang berkaitan dengan kegiatan rutin/operasional.
2)
Keputusan internal jangka panjang, yaitu
keputusan yang berkaitan dengan pemasalahan organisasional.
3)
Keputusan eksternal jangka pendek, yaitu
keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak dengan
lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek.
4)
Keputusan eksternal jangka panjang, yaitu
keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan dengan lingkungan dalam rentang
waktu yang relatif panjang.
·
Berdasarkan lingkungannya
1)
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu
pengambilan eputusan dimana berlangsung hal-hal :
a)
Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu
konsekuansi/jawaban/hasil. Ini berarti dari setiap alternatif tindakan tersebut
dapat ditentukan dengan pasti.
b)
Keputusan yang diambil didukung oleh
informasi/data yang lengkap, segingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari
setiap tindakan yang dilakukan.
c)
Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara
pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
d)
Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan
yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu dimasa yang akan datang
dijamin terjadi.
e)
Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui
dalam kasus/model yang bersifat deterministik.
f)
Teknik penyelesaiannya/pemecahannya biasanya
menggunakan antara lain, teknik program linear, model inventori, model antrian,
moel network.
2)
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko,
adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :
a)
Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari
satu kemungkinan hasil.
b)
Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu
alternatif tindakan.
c)
Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan
mengetahui peluang yang terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
d)
Resiko terjadi karena hasil pengumpulan
keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai
probabilitasnya.
e)
Pada kondisi ini ada informasi atau data yang
akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar ataunilai peluang
teradinya bermacam-macam keadaan.
f)
Teknik pemecahannya menggunakan konsep
probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori
probabilistik, model antrian probabilistik.
3)
Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti,
yaitu pengambilan keputusan dimana :
a)
Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi
yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi tersebut.
b)
Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan
probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
c)
Pengambil eputusan tidak mempunyai pengetahuan
atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan
tersebut.
d)
Hal yang diputuskan biasanya relatif belum
pernah terjadi.
e)
Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini
dapat dikurangi dengan cara :
-
Mencari informasi lebih banyak
-
Melalui riset atau penelitian
-
Penggunaan probabilitas subjektif
f)
Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa
metode/kriteria, yaitu metode maximin, metode maxmimax, metode laplace, metode
minimax regret, metode relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel).
4)
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
adalah pengambilan keputusan dimana :
a)
Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan
saling bertentangan dalam situasi persaingan.
b)
Pengambil keputusan saling bersaing dengan
pengambil keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk
memenangkan persaingan tersebut.
c)
Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain
dalam suatu permainan.
d)
Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori
permainan.
3. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1)
Posisi/Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan
seseorang dapat dilihat dalam hal letak posisi dan tingkatan posisi.
2)
Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi
penghalang untuk tercapainya tujuan yang merupakan penyimpangan daripada apa
yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan. Masalah dapat
dibagi dalam dua jenis, yaitu
§
Masalah terstruktur (well structured problems),
yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
§
Masalah tidak terstruktur (ill structured
problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak
lengkap.
§
Masalah rutin yaitu masalah yang sifatnya sudah
tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
§
Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya
tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
3)
Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan
yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan
pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
4)
Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang
secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.
5)
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan,
tuuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya
telah ditentukan.
Pendapat
lain,
1)
Keadaan Intern Organisasi
Keadaan intern organisasi bersangkut paut dengan apa
yang ada di dalam organisasi tersebut. Keadaan intern organisasi antara lain
meliputi dana yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan keryawan,
kelengkapan dari peralatan organisasi, struktur organisasi.
2)
Keadaan Ekstern Organisasi
Keadaan ektern organisasi besangkut paut dengan apa
yang ada diluar organisasi tersebut, keadaan ektern organisasi antara lain
meliputi keadaan ekonoriki, sosial, politik, hukum, budaya, dan sebagainya. Keputusan
yang diambil harus memperhatikan situasi ekonimi, jika keputusan tersebut ada
sangkut pautnya dengan ekonomi. Keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma, undang-undang, hukum yang berlaku dan peraturan-peraturan.
3)
Tersedianya Informasi yang Diperlukan
Dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperlukan
haruslah lengkap dan memiliki sifat-sfat tertentu, sehingga keputusan yang
dihasilkan dapatlah berkualitas. Sifat-sifat informasi antara lain:
§
Akurat
§
Up to date
§
Komprehensif
§
Relevan
§
Memiliki kesalahan baku kecil
4)
Kepribadian dan Kecakapan Pengambil Keputusan
Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan
meliputi penilaiannya, kebutuhannya, intelgensinya, ketrampilannya,
kapasitasnya, dan lain sebagainya. Nilai-nilai kepribadian dan kecakapan ini
turut juga mewarnai tepat tidaknya keputusan yang diambil. Jika pengambil
keputusan memiliki kepribadian dan kecakapan yang kurang, maka keputusan yang
diambil juga akan kurang, demikian pula sebaliknya.
Sumber Bacaan :
Mardiyatmo.2004.Kewirausahaan.Jakarta:Yudhistira.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/16/pengambilan-keputusan/
liyantanto.files.wordpress.com/2009/09/spk2.ppt 21.21
liyantanto.files.wordpress.com/2009/09/spk2.ppt 21.21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar