Rabu, 06 November 2013

Alinea

A.      Pengertian Alinea
Paragraph (alinea) selalu kita temukan dis etiap wacana yang kita baca, tentunya wacana yang lebih dari satu kalimat atau terdiri dari beberapa kalimat. Wacana yang terdiri dari beberapa kalimat biasanya selalu menggunakan paragraph/alinea untuk memudahkan pembaca memahami, ataupun menandai suatu bacaan.
Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat. Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.


Dalam paragraph/alinea terkandung satu unit pkiran yang didukung oleh semua kalimat dalam alinea tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, dan kalimat penjelas sampai kalimat pendukung. Himpnan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraph/alnea ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alinea/paragrafnya lebih panjang, tetapi jika sedikit cukup dengan beberapa kalimat saja.
B.      Tujuan Pembentukan Alinea
Suatu alinea atau paragraph dibuat untuk memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung satu tema, jika terdapat dua tema maka alinea tersebut dipecah menjadi dua.
Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.
C.      Syarat-Syarat Pembentukan Alinea
Adapun untuk membentuk satu alinea kita harus memenuhi syarat-syarat berikut:
·         Kesatuan
Semua kalimat yang mendukung alinea scara bersama-sama mendukung sebuah ide.
·         Koherensi
Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
·         Pengembangan
Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
·         Efektif
Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

D.      Struktur Alinea
Berdasarkan fungsinya kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu
1.       Kalimat Utama
Biasanya diletakkan pada awal paragraph, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraph. Kalimat utama adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraph. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2.       Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang gagasan pokok. Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang dinyatakan dalam kalimat topik.

E.       Macam-Macam Alinea
a.       Berdasarkan posisi kalimat topiknya
1.       Alinea Deduktif
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga paragraf bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus)
Contoh:
Media massa merupakan salah satu sarana penting untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Melalui media massa setiap hari disebarkan informasi yang memakai bahasa Indonesia sebagai sarananya. Dalam penyebaran informasi itu sudah barang tentu media massa senantiasa memperehatikan pemakaian bahasa Indonesia. Dalam hubungan tersebut, media massa telah memberi sumbangan yang berharga bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
2.       Alinea Induktif
Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum). Penyajian paragraf dengan cara ini lebih sulit jika dibandingkan dengan paragraf deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih argumentatif.
Contoh:
Rumah sakit dengan karyawan yang dapat bekerja secara efisien akan dapat mengatasi persaingan yang ketat. Rumah skit dewasa ini bukan lagi sebagai unit pelayanan sosial semata, melainkan lebih merupakan unit pelayanan sosial-ekonomik. Rumah sakit memerlukan manajer yang ahli menghitung pengolahan investasi yang ditanam, pengelolaan sumber daya manusia yang efisien, serta mampu menghitung dengan tepat biaya pelayanan medis yang ditawarkan kepada pasien. Kini makin dirasakan perlunya pemimpin rumah sakit yang mempunyai latar belakang pendidikan manajemen.
3.       Alinea Deduktif-Induktif
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada akhir paragraf/alinea lebih bersifat pengulangan atau penegasan kembali gagasan utama paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea.
Contoh:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia sangat memerlukan rumah sakit murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dri batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air. Lagipula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
4.       Alinea Penuh Kalimat Topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf/alinea sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian bisa terjadi akibat sulitnya menetukan kalimat topik karena kalimat yang satu dengan yang lain sama pentingnya. Paragraf/alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif
Contoh:
Pada hari itu aku duduk dibangku yang panjang di tama belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggallah. Sinar mataharipagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Angin pegunungan membelai wajah, membawa harum. Ku hirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.
b.      Berdasarkan sifat isinya
1.       Alinea Persuatif
Paragraf persuatif adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan/menerima keinginan penulis.
Ciri-ciri paragraf persuatif:
·         Ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca
·         Bertujuan mendorong, mempengaruhi, dan membujuk pembaca
·         Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca
Contoh:
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat” untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, grogi. Ketenangan inilah yag menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kit           melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.
2.       Alinea Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti alasan yang kuat untuk meyakinkan pembaca.
Ciri-ciri paragraf argumentatif:
·         Bersifat nonfiksi/ilmiah
·         Bertujuan meyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran
·         Dilengkapi bukti-bukti berupa tabel, gambar, dll
·         Ditutup dengan kesimpulan
3.       Alinea Naratif
Paragraf naratif adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan serangkaian peristiwa yang disusun menurut urutan waktu terjadinya.
Ciri-ciri paragraf naratif:
·         Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasna yang diceritakan.
·         Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa
·         Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi tetapi juga terdapat dalam tulisan nonfiksi.
Contoh:
Ratusan warga mengalami keracunan. Musibah itu terjadi enam jam setelah mereka menikmati hidangan dalam hajatan sunatan di rumah Slamet Riyadi (38), warga Desa Jompo Kulon, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sekitar 200 penduduk dari beberapa desa dibawa ke rumah sakit di puskesmas. Tak ada korban meninggal dalam musibah tersebut.
4.       Alinea Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan pembicaranya, dapat beruntutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal yang tertangkap oleh panca indera.
Ciri-ciri paragraf deskriptif
·         Menggambarkan atau melukiskan objek tertentu
·         Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek
Contoh:
       Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar dan berderet. Disamping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur, dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakaian dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es cendol.
5.       Alinea Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
Ciri-ciri paragraf ekspositoris:
·         Bersifat nonfiksi/ilmiah
·         Bertujuan menjelaskan/memaparkan
·         Berdasarkan fakta
·         Tidak bermaksud mempengaruhi
Contoh:
       Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. Di samping terdapat 25 kios penjual kebutuhan sehari-hari. Setiap hari rata-rata terjual 20 meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
c.       Berdasarkan fungsinya
1.       Alinea Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi:
a.       Menghantar pokok pembicaraan
b.      Menarik minat dan perhatian pembaca
c.       Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan
2.       Alinea Pengembang
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan adalah
a.       Mengemukakan inti persoalan
b.      Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan
c.       Meringkas alinea sebelumnya
d.      Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
3.       Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini:
a.       Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
b.      Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
c.       Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
F.       Transisi
Transisi adalah mata rantai penghubung antar alinea. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua alinea yang berdekatan. Kata-kata tradisional merupakan petunjuk bagi pembaca kearah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu alinea baru bergerak searah denganide pokok sebelumnya. Oleh karena itu,beberapa orang sering mengatakan bahwa transisi berfungsi sebgai penunjang koherensi dan kesatuan antarbab, antarsubbab, dan antaralinea dalam suatu karangan.
Transisi tidak harus selalu ada dalam setiap alinea. Kehadiran transisi dalam alinea bergantung pada pertimbangan pengarang. Bila pengarang merasa perlu ada tarnsisi demi kejelasan informasi, transisi wajar ada. Sebaliknya, bila pengarang bisa mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih tanpa transisi, transisi tidak perlu hadir dalam alinea tersebut.
Transisi tidak hanya terdapat pada alinea, tetapi terdapat juga dalam kalimat, antar alinea, antarsubbab, antarbab . Bila transisi terdapat antarsubbab, transisi berfungsi menghubungkn ide pokok dalam subbab tersebut. Bila transisi terdapat pada antarbab, transisi berfungsi sebagai jembatan penghubug ide pokok dalam bab yang berdekatan tersebut.
Ada dua cara untuk mewujudkan hubungan di antara dua alinea. Pertama secara implisit dan kedua secara eksplisit. Hubungan implisit tidak dinyatakan oleh penanda transisi tertentu. Walaupun demikian, hubungan antaralinea masih dapat dirasakan. Hubungan eksplisit dinyatakan oleh alat penanda transisi tertentu,seperti :
1.            kata,termasuk di dalamnya kelompok kata
2.            kalimat
a.       Transisi Berupa Kata
Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat banyak jenisnya.Secara garis besar,alat penanda transisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.       Penanda Hubungan Kelanjutan
Contoh :
dan
lagi
serta
lagi pula
tambahan lagi
Contoh penanda transisi yang berupa kata lagi pula adalah sebagai berikut:
Lagi pula,munculnya para pemipin muda sangat diharapkan oleh masyarakat.
2.       Penanda hubungan Urutan Waktu
Contoh:
dahulu
kini
sekarang
sebelum
setelah
sesudah
kemudian
Contoh penanda transisi yang berupa kata sementara itu adalah sebagai berikut.
Sementara itu,persiapan pelantikan anggota DPRD sudah mulai dilakukan oleh panitia pelaksana.
3.       Penanda Klimaks
contoh:
paling…
se..nya
ter…
contoh penada transisi yang berupa kata terakhir adalah sebagai berikut.
Terakhir,dia berdagang buah-buahan pada usia 18 tahun.
4.       Penanda Perbandingan
Contoh:
sama
seperti
ibarat
bak
bagaikan
contoh penanda transisi yang berupa kata bagaikan adalah sebagai berikut.
Bagaikan seorang ahli,ia mulai melukis di atas kanvas.
5.       Penanda Kontras
Contoh:
tetapi
biarpun
walupun
sebaliknya
contoh penanda transisi yang berupa kata sebaliknya adalah sebagai berikut.Sebaliknya,mereka terlihat kurang antusias untuk berpartisipasi sebagi pemilih pada pemilu tahun ini.
6.       Penanda Urutan Jarak
Contoh :
di sini
di situ
di sana
dekat
jauh
sebelah…
contoh penanda transisi yang berupa kata di sana adalah sebagai berikut.
Di sana,telah berdiri tegak sebuah monumen yang mengenang kepahlawanansebuah bangsa.
7.       Penanda Illustrasi
Contoh :
umpama
contoh
misalnya
Contoh penanda transisi yang berupa kata misalnya sebagai berikut.
Misalnya,pembangunan tidak akan berjalan tanpa adanya kerja sama semua pihak.
8.       Penanda Sebab Akibat
Contoh :
karena
sebab
oleh karena itu
akibatnya
Contoh penanda transisi yang berupa kata akibatnya adalah sebagai berikut.Akibatnya,semua anggota terkena hukuman.
9.       Penanda Kondisi Pengandaian
Contoh :
jika
kalau
jikalau
andai kata
seandainya
contoh penanda kata transisi yang berupa kata seandainya adalah sebagi berikut.
Seandainya,waktu dapat diulang,aku ingin keluargaku kembali berkumpul.
10.   Penanda Simpulan
Contoh:
simpulan
ringkasnya
garis besarnya
rangkumannya
Contoh penanda transisi yang berupa kata ringkasnya adalah sebagai berikut.
Ringkasnya,semua kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
G.     Pengembangan Alinea
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan penulis.
1)      Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2)      Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.
3)      Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4)      Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5)      Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.
6)      Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.

Sumber:








Tidak ada komentar:

Posting Komentar