Sabtu, 03 Januari 2015

Sejarah Nama INDONESIA


Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara(Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa(Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.


Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatranayang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah “Hindia“. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.

Penggunaan kata indonesia untuk menyebut wilayah nusantara sudah dimulai pada pertengahan abad ke -19. Dalam arti geografis, J.R. Logan, seorang pegawai pemerintah inggris di penang dan Redaktur journal of the Indian Archipelago anda Eastern Asia telahh memperkenalkan kata indonesia dalam suatu artikel di majalah tersebut tahun 1850.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians“.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon ( Srilanka ) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa nahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago“.
Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Nama Indonesia menurut J.R Logam sama dengan arti kata tersebut tahun 1850. Nama Indonesia menurut J.R.Logam sama dengan arti kata pulau-pulau atau kepulauan Hindia dan penduduknya yang disebut bangsa indonesia. Seorang etnolog inggris lainnya,G.Windsor Earl, pada tahun dan dari majalaha yang saa menulis sebuah artikel tentang ciri-ciri utama penduduk irian (Papua), penduduk asli australia , dan penduduk Melayu Plinesia. Ia menggunakan istilah Indos-nesians dan melayu Nesians bagi kepulauan Hindia. Akan Tetapi, dalam pilihannya, ia lebih condong untuk memakai istilah Melayu-nesians. Istilah Indosnesians dianggapnya terlalu luas karena termasuk di dalamnya adalah penduduk Sri Lanka, Kepulauan Maladewa, dan Lakadewa. Dengan demikian,A. Bastian bukanlah orang pertama penemu kata Indonesia karena istilah Indonesia baru dipakainya pada tahun 1884. 

Sejarah Nama Indonesia
(Keanekaragaman Budaya dan Suku Bangsa dapat
 disatukan dengan Nama Indonesia)
A. Bastian memakai kata Indonesian pada judul bukunya Indonesien oder die Inselor danMelaysiachen Archipels (1884). Yang dimaksud oleh Bastian dari istilah Indonesien tidak lain adalah Kepulauan Melayu (Hindia). Sejak itulah istilah indonesien terpakai dalam ilmu etnologi (ilmu tentang suku bangsa), hukum adat. dan ilmu bahasa. Melalui karya-karya guru besar universitas di Negeni Belanda, seperti van Volenhoven, Snouck Hurgronje. dan RA. Kern, istilah Indonesisch, Indonesia, dan Indonesier makin tersebar luas. Tentu saja para pelajar bumiputra yang belajar di Negeri Belanda sudah mengetahui istilah-istilah tersebut.
Sejak awal Pergerakan Nasional terasa penlu rnernakai suatu kata untuk menunjukkan pokok pergerakan. Perkumpulan-perkumpulan yang bercorak kedaerahan pada mulanya tidak merasa perlu untuk mencari kata pemersatu tersebut. Akan tetapi, sekali perkumpulan itu mengatasi batas-batas kedaerahan, terjadilah masalah untuk mencari nama organisasinya. Demikian pula. para pelajar bumiputra yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang sedang belajar di Negeri Belanda memerlukan satu penamaan asal bangsa untuk menunjukkan identitas diri. Ketika para mahasiswa bumiputra di Negeri Belanda pada tahun 1908 akan mendirikan perkumpulannya, ada yang mengusulkan nama Budi Utomo cabang Belanda. Namun, usulan itu ditentang oleh mahasiswa lain yang berasal dari luar Jawa. Alasannya, organisasi Budi Utomo hanya untuk orang Jawa. Akhirnya, ditetapkanlah nama perkumpulan itu Indische Vereeniging (1908).Perkumpulan itu sempat berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging (1922), dan berubah nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (1924). Majalahnya yang semula bemama Hindia Poetra berubah nama menjadi Indonesia Merdeka. Orang-orang keturunan Belanda di Indonesia (orang Indo) bersama orang-orang pribumi pada tahun 1912 mendirikan partai yang diberi nama Indische Partij. Sebagai istilah pengetahuan, nama Indonesia makin populer dipakai, selain istilah Nusantara. Sebuah biro pers didirikan di Belanda oleh Suwardi Survaningrat pada   tahun 1913 bernarna Indonesisch Persbureau. Pada tahun 1920, Dr. Ratulangi mendirikan kantor asuransi di Bandung dengan nama Assurantie Indonesia. Perhimpunan Indonesia mempunyai peranan yang sangat besar dalam menyebarluaskan pemakaian kata Indonesia. Perhimpunan Indonesia telah menggunakan kata Indonesia di dalam pengertian politik ketatanegaraan.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”

Perumusannya tertuang dalam artikel yang dimuat dalam majalah Indonesia Merdeka yang menyatakan bahwa “Indonesia sama artinva dengan Nederlandsch Indie sebagai pengertian ketatanegaraan bagi negara Indonesia yang akan datang. Indonesia tidakhanya berarti telah tercapainya tujuan, tetapi kesatuan kekuasaan untuk mewujudkan diri sendiri.” Pengaruh dan penggunaan nama Perhimpunan Indonesia itu, menyebabkan banyak organisasi kebangsaan yang berorientasi nasional memakai nama Indonesia. Misalnya, pada tahun 1926 di Batavia (Jakarta) berdiri organisasi yang bernama Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia, kemudian pada tahun 1927
di Bandung berdiri Partai Nasional Indonesia. Kata Indonesia makin umum dipakai dan mencapai puncaknya pada peristiwa Sumpah Pemuda dalam Konggres Peinuda II pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda merupakan pengakuan dari janji setia seluruh organisasi pemuda di Nusantara
untuk berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa persatuan satu, yaitu Indonesia. Mulai saat itu pula muncul tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk mengganti istilahNederlandech-Indie dengan Indonesia dan istilah Inlander dengan Indonesier.

Sumber:





1 komentar:

  1. Play Free Slots at Casinos Near Me - Mapyro
    Find casinos that give 광양 출장마사지 you a chance to 양주 출장샵 win real money playing free slots or playing 익산 출장안마 for fun. Find the best land-based casinos 진주 출장안마 and free slots here. 군포 출장샵

    BalasHapus