Jumat, 11 Oktober 2013

Diksi


Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).  Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.


Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik dalam suatu situasi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian pendaftaran-kata formal atau informal dalam konteks sosial-adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Selain itu diksi juga digambarkan dengan kata-seni berbicara jelas, sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami sehingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya
·         Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan.
·         Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
·         Menguasai sejumlah kosakata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaan itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas.
Dan fungsi dari diksi antara lain:
·         Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
·         Untuk mecapai target komunikasi yang efektif.
·         Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
·         Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa, pola kalimat, panjang atau kompleksnya suatu alinea, dan dari beberapa segi lain. Perbedaan anatara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
·         Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam situai yang formal.
·         Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situai yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara menggunakan kata-kata populer.
·         Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
·         Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang.
·         Dalam penulisan jangan menggunakan kata-kata percakapan.
·         Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
·         Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.
Jenis-jenis Pilihan Kata atau Diksi
1.       Berdasarkan Makna
a.       Makna Denotatif
Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi. Pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang indivisual yang diwakilinya. Kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga melati
b.      Makna Konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata.
Contoh : Bunga bank
2.       Berdasarkan Leksikal (Hubungan Makna)
a.       Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh : sayang bersinonim kasih
b.      Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh : Bagus berantonim dengan jelek
c.       Homonim
Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
Contoh : Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang sebelum itu.
d.      Polisemi
Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memliki makna lebih dari satu.
Contoh : Kata kepala bermakna bagian tubuh leher keatas dan bagian dari suatu yang terletak di bagian atas atau depan.
e.      Hiponim
Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh : Kata tongkol berhiponim terhadap ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
f.        Hipernim
Hipernim adalah suatu kata yang mencakup makna kata lain.
g.       Homofon
Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh : Bank dan bang
h.      Homograf
Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh : tahu : makanan;tahu : paham
Kata yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia seringkali mengakami perubahan makna, diantaranya adalah perluasan, penyempitan, peninggian, perendahan, atau sebagainya.
a.       Peyorasi
Peyorasi adalah perubahan makna yang nilai rasanya lebih rendah daripada kata sebelumnya.
Contoh : Kroni, kata sebelumnya bermakna sahabat, sedangkan makna baru berarti kawan dari seorang penjahat.
b.      Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada asalnya,
Contoh : Wanita, kata asalnya lebih rendah dari perempuan, tetapi makna baru menjadi lebih tinggi daripada perempuan.
c.       Perluasan Makna
Perluasan makna ini terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
Contoh : Ibu, makna asalnya berarti emak, sedangkan makna baru berarti setiap perempuan dewasa.
d.      Penyempitan Makna
Penyempitan makna ini terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.
Contoh : Sarjana, makna asalnya berarti cendikiawan, sedangkan makna baru berarti gelar dari lulusan sebuah universitas.
e.      Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh : Amplop, makna kata berasal dari tempat untuk memberi uang, sedangkan makna baru berarti suap.
f.        Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Contoh : Berwajah manis, makna asalnya berarti indera perasa, sedangkan makna baru berarti indera penglihatan.

Sumber Bacaan :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar