Diksi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia
adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan). Diksi dalam arti aslinya
dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau
pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata
seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
Pilihan kata
atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai
suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik dalam suatu
situasi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar.
Pilihan kata
yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosakata
atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan
kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu
bahasa. Diksi memiliki beberapa bagian pendaftaran-kata formal atau informal
dalam konteks sosial-adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan
karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran
menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks. Selain itu diksi juga digambarkan dengan kata-seni
berbicara jelas, sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami sehingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat
dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan
kata, diantaranya
·
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan
atau hal yang diamanatkan.
·
Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
·
Menguasai sejumlah kosakata (perbendaharaan
kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan
mendayagunakan kekayaan itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas.
Dan fungsi dari
diksi antara lain:
·
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara
benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis.
·
Untuk mecapai target komunikasi yang efektif.
·
Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara
verbal.
·
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
Perbedaan
ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan
digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan
tambahan berupa perbedaan tata bahasa, pola kalimat, panjang atau kompleksnya
suatu alinea, dan dari beberapa segi lain. Perbedaan anatara ketepatan dan
kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita
dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
Syarat-syarat
kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
·
Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur
substandar dalam situai yang formal.
·
Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situai yang
khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara
menggunakan kata-kata populer.
·
Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca
umum.
·
Penulis atau pembicara sejauh mungkin
menghindari pemakaian kata-kata slang.
·
Dalam penulisan jangan menggunakan kata-kata
percakapan.
·
Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang
mati).
·
Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.
Jenis-jenis
Pilihan Kata atau Diksi
1.
Berdasarkan Makna
a.
Makna Denotatif
Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari
sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi
dapat dibedakan atas dua macam relasi. Pertama, relasi antara sebuah kata
dengan barang indivisual yang diwakilinya. Kedua, relasi antara sebuah kata dan
ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga melati
b.
Makna Konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki
arti bukan sebenarnya dari sebuah kata.
Contoh : Bunga bank
2.
Berdasarkan Leksikal (Hubungan Makna)
a.
Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang
sama.
Contoh : sayang bersinonim kasih
b.
Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap”
berlawanan.
Contoh : Bagus berantonim dengan jelek
c.
Homonim
Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama
bentuknya tetapi maknanya berlainan.
Contoh : Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum
mengupas pisang sebelum itu.
d.
Polisemi
Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata
atau frase) yang memliki makna lebih dari satu.
Contoh : Kata kepala bermakna bagian tubuh leher
keatas dan bagian dari suatu yang terletak di bagian atas atau depan.
e.
Hiponim
Hiponim adalah suatu kata yang maknanya telah tercakup
oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang
maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan.
Contoh : Kata tongkol berhiponim terhadap ikan, sebab
makna tongkol termasuk makna ikan.
f.
Hipernim
Hipernim adalah suatu kata yang mencakup makna kata
lain.
g.
Homofon
Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama
tapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh : Bank dan bang
h.
Homograf
Homograf adalah kata-kata yang memiliki tulisan yang
sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Contoh : tahu : makanan;tahu : paham
Kata yang sering digunakan dalam bahasa
Indonesia seringkali mengakami perubahan makna, diantaranya adalah perluasan,
penyempitan, peninggian, perendahan, atau sebagainya.
a.
Peyorasi
Peyorasi adalah perubahan makna yang nilai rasanya
lebih rendah daripada kata sebelumnya.
Contoh : Kroni, kata sebelumnya bermakna sahabat,
sedangkan makna baru berarti kawan dari seorang penjahat.
b.
Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai
rasanya lebih tinggi daripada asalnya,
Contoh : Wanita, kata asalnya lebih rendah dari
perempuan, tetapi makna baru menjadi lebih tinggi daripada perempuan.
c.
Perluasan Makna
Perluasan makna ini terjadi apabila cakupan makna
suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
Contoh : Ibu, makna asalnya berarti emak, sedangkan
makna baru berarti setiap perempuan dewasa.
d.
Penyempitan Makna
Penyempitan makna ini terjadi apabila makna suatu kata
lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.
Contoh : Sarjana, makna asalnya berarti cendikiawan,
sedangkan makna baru berarti gelar dari lulusan sebuah universitas.
e.
Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi
karena persamaan sifat.
Contoh : Amplop, makna kata berasal dari tempat untuk
memberi uang, sedangkan makna baru berarti suap.
f.
Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat
pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Contoh : Berwajah manis, makna asalnya berarti indera
perasa, sedangkan makna baru berarti indera penglihatan.
Sumber Bacaan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar