Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu
pikiran yang utuh. Karena itu, kalimat dapat dilihat sebagai satuan dasar dalam
suatu wacana atau tulisan. Pada sebuah kalimat, sekurang-kurangnya harus
memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat
maka bukan disebut kalimat melainkan frasa. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, sela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru
(!).
Unsur-unsur
dalam sebuah kalimat yaitu:
a.
Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah
kalimat disamping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara
lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Subjek
merupakan bagian kalimat yang menunjukkan pada pelaku, tokoh, atau suatu
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Biasanya subjek diisi oleh kata benda
atau frasa nominal, klausa, atau frasa verbal.
Ciri-ciri subjek :
·
Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari
jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa
manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Nada adalah
seorang penulis.
·
Disertai kata itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat
takrif (definite). Untuk menyatakan
takrif, biasanya digunakan kata itu.
Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama
diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Mobil itu
kepunyaan Nita.
·
Didahului kata bahwa
Didalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak
kalimat pengisi fungsi subjek. Disamping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada
kalimat yang menggunakan kata adalah atau
ialah.
Contoh : Bahwa kepanitiaan
acara harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
·
Mempunyai keterangan pewatas yang
Kata yang mempunyai subjek suatu kalimat dapat diberi
keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa
yang ingin lulus harus mengikuti
ujian.
·
Tidak didahului preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang
sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
·
Berupa Nnomina atau frasa nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di
samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya disertai
kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain
itu menyenangkan.
b.
Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat
disamping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek. Ciri-ciri predikat
adalah :
·
Jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang
memberikan informasi atas pertanyaan mengapa
dan bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atai jadi apa dapat digunakan
untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata
tanya berapa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa numeralis (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh : Gadis itu cantik.
·
Kata adalah
atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa
unsur yang panjang, sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Bayu adalah
saudaraku.
·
Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak.
Bentuk pengingkarab tidak ini
digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Disamping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat
yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak
hadir dalam rapat kemarin.
·
Dapat disertakan kata-kata aspek atau modalitas
Predikat kalimat yang merupakan verba atau adjektiva
dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,
sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata
itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa
nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap
pembicara (subjek) seperti ingin, hendak,
dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
·
Unsur pengisi predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa :
Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa
nominal, frasa numeralia (bilangan).
c.
Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan
erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat
aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama,
subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan
berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan
verba transitif yang memerlukan kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek adalah sebagai berikut :
·
Langsung dibelakang predikat
Objek hanya memiliki tempat dibelakang predikat, tidak
pernah mendahului predikat.
Contoh : Bena memberikan Cena laptop baru.
·
Dapat menjadi kalimat subjek kalimat pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat
menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai
dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat
pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju
itu dimakan tikus.
·
Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi dibelakang predikat
tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, diantara predikat dan objek tidak
dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
·
Didahului kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.
d.
Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dpat bersifat
wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Pelengkap dan objek
memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
1.
Bersifat wajib karena melengkapi makna verba
predikat kalimat.
2.
Menempati posisi di belakang predikat.
3.
Tidak didahului preposisi.
Perbedaaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap
tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap
dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan
pelengkap. Ciri-ciri pelengkap adalah :
·
Dibelakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek
langsung dibelakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur
lain, yaitu objek.
Contoh : Diah mengirimi saya buku baru.
·
Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
e.
Keterangan merupakan unsur kalimat yang
memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat.
Misalnya memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan.
Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa frasa ditandai oleh preposisi seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak
kalimat ditandai dengan kata penghubung seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Ciri-ciri keterangan adalah
·
Bukan unsur utama
Berbeda dari subjek, prediket, objek, dan pelengkap,
keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar
kebanyakan tidak bersifat wajib.
·
Tidak terikat posisi
Didalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat
yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau
akhir kalimat, atau diantara subjek dan predikat.
·
Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam
kalimat, yaitu
1.
Keterangan Waktu
Keterangan awktu dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan yang berupa kata adalag kata-kata yang menyatakan waktu
seperti kemarin, besok, sekarang, kini,
lusa, siang, dan malam.
Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin
pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan.
Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang
menyatakan waktu, sepertisetelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat,
sewaktu, dan ketika.
2.
Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat
yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan
Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau
anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang
merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh
kata dengan atau secara. Terakhir,
keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan
Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat.
Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5. Keterangan
Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat.
Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6. Keterangan
Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina,
misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma,
tanda pisah (–), atau tanda kurang.
7. Keterangan
Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek
ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi
dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak
dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
8. Keterangan
Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina,
misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan
tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Pola
Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan
keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
a.
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan
predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda,
kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
·
Mereka / sedang berenang.
S
P
(kata kerja)
·
Ayahnya / guru SMA.
S
P
(kata benda)
·
Gambar itu / bagus.
S
P
(kata sifat)
·
Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S
P
(kata bilangan)
b.
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
c.
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva. Misalnya:
·
Anaknya / beternak / ayam.
S
P
Pel.
d.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·
Dia / mengirimi / saya / surat.
S
P
O
Pel.
e.
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S P
K
f.
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
g.
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau
adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
·
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P
Pel.
K
h.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel.
Sumber Bacaan :
http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar-kalimat-bahasa-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar